Custom Search

Tetap Beres Tanpa Pembantu

Tetap Beres Tanpa Pembantu


Pembantu sepertinya bagi sebagian orang telah jadi kebutuhan utama untuk membantu keluarga. Tapi, hidup tanpa pembantu ternyata juga menyenangkan lo...

Setiap masyarakat memang memiliki tradisi dan budaya sendiri. Begitu pun dengan Indonesia. Di negara ini memang lazim mempunyai seorang pembantu yang tinggal di rumah. Bahkan tak jarang, karena lamanya menjadi pembantu, ia diangkat menjadi anggota keluarga. Seperti terlihat dalam novel Para Priyayi besutan Umar Kayam yang bercerita mengenai sebuah keluarga priyayi dan kedekatannya dengan sang asisten.

Mengangkat pembantu dan memfasilitasinya tinggal di rumah memang biasa dilakukan di Indonesia dan negara Asia lainnya. Sementara itu di Eropa atau Amerika, pembantu biasanya datang dan pulang. Pagi mengerjakan pekerjaan rumah dan sorenya pulang. Model ini sekarang juga sudah mulai jamak dilakukan di Indonesia.

Meski masih banyak orang menggunakan jasa pembantu, tapi saat ini mulai muncul tren hidup tanpa orang yang membantu pekerjaan rumah kita. Hal ini terutama dilakukan keluarga kecil yang tinggal di apartemen dengan pola hidup yang simpel. Sebenarnya, hidup tanpa pembantu bisa dilakukan oleh siapa saja, tak harus orang yang tinggal di apartemen.

Nah, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan bagi keluarga yang tak ingin bergantung pada pembantu.

Pertama, hitung jumlah anggota keluarga. Pastikan jumlah keluarga tidak terlalu besar. Jumlah anggota keluarga yang sedikit, misalnya 3-4 orang saja, berarti keperluan setiap harinya juga tidak terlalu banyak. Keperluan yang sedikit berarti beban pekerjaan juga sedikit. Kalau pekerjaan sedikit bisa dilakukan sendiri, kenapa harus pakai tenaga orang lain?
 
Kedua, anak harus tetap dijaga. Faktor terpenting yang harus dipikirkan adalah perhatian pada anak. Pastikan ayah dan bunda tetap bisa memberikan perhatian kepada si kecil. Lebih menguntungkan memang jika salah satu dari ayah atau bundanya tinggal di rumah. Tapi jika keduanya bekerja, anak bisa dititipkan di tempat penitipan anak.

Jika terpaksa memang harus menitipkan anak, berikan reward kepada anak. Misalnya 2-3 kali seminggu pulang lebih awal untuk berkumpul dengan anak. Berikan oleh-oleh makanan kesukaan si kecil atau bacakan cerita menjelang tidur Hal-hal seperti itu membuat anak tidak merasa terabaikan.

Ketiga, keluarga memiliki 'pembantu' lain, yaitu piranti elektronik yang meringankan pekerjaan. Jika tak memiliki pembantu, alat-alat seperti mesin cuci (baju dan piring), mesin pengisap debu, oven, hingga coffe maker sebaiknya ada di rumah. Lebih baik lagi jika alat-alat tersebut otomatis. Seperti mesin pengisap debu, sangat menguntungkan jika memiliki tipe nirkabel dan bisa berputar sendiri tanpa didorong. Anda pun bisa mengerjakan pekerjaan lain, sementara asisten elektronik tersebut bekerja.

Keempat, selalu sedia stok makanan. Jangan sampai ketika anggota keluarga kelaparan di tengah malam tidak tersedia makanan. Selain bahan makanan segar seperti sayur, Anda bisa menyimpan makanan dan bumbu instan yang sudah banyak terdapat di supermarket. Meski tengah malam kelaparan, lima belas menit nasi goreng bisa kelar. Tak harus telepon pesan antar kan?

Bila Anda sudah bisa menghitung antara beban kebutuhan keluarga dan waktu yang tersedia, rasanya enjoy aja hidup tanpa pembantu.

http://www.morinagaplatinum.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Custom Search