Custom Search

Rencana Pengaturan Standar ILO tentang Pekerja Rumah Tangga dan Pemahaman Konvensi PBB tentang Buruh Migran

Rencana Pengaturan Standar ILO tentang Pekerja Rumah Tangga dan Pemahaman Konvensi PBB tentang Buruh Migran
 
 
Rencana Pengaturan Standar ILO tentang Pekerja Rumah tangga Sampai saat ini belum ada konvensi ILO mengenai pekerja rumah tangga (PRT).
ILO baru sampai pada tahap menyampaikan kuesioner terkait dengan rencana pengaturan pekerja rumah tangga kepada negara anggotanya yang isinya meminta kepada negara anggota untuk memberikan tanggapan dan opsi apakah pengaturan tersebut dalam bentuk konvensi, rekomendasi, atau konvensi dilengkapi dengan rekomendasi.

Untuk memenuhi permintaan ILO tersebut, Depnakertrans telah melakukan pembahasan dengan Depkes, BAPPENAS, Menko Kesra, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, dan hasilnya sepakat untuk mengusulkan dukungan terhadap standar internasional di bidang Pekerja Rumah Tangga dalam bentuk Rekomendasi.

Hal ini menunjukkan kepada dunia internasional mengenai adanya political will Pemerintah Indonesia dalam hal pengaturan dan perlindungan Pekerja Rumah Tangga secara internasional. Adapun pertimbangan standar internasional mengenai Pekerja Rumah Tangga dalam bentuk Rekomendasi , adalah bahwa Rekomendasi ILO merupakan pedoman bagi negara anggota untuk menyusun suatu kebijakan nasionalnya.

Sehingga apabila nanti disepakati suatu pengaturan nasional bagi perlindungan pekerja rumah tangga kita dapat menjadikan Rekomendasi ILO itu sebagai acuan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan nasional, dengan demikian standar dalam bentuk Rekomendasi ini tidak mengikat. Apabila standar tersebut dalam bentuk Konvensi, walaupun tidak ada kewajiban untuk meratifikasinya namun tujuan Konvensi itu diaqdopsi dengan harapan agar negara anggota dapat meratifikasinya, dan apabila kita meratifikasi maka Konvensi tersebut menjadi hukum positif di Indonesia.

Rencana pengaturan Standar Interansional tentang Pekerja Rumah Tangga prosesnya masih panjang. Masukan negara anggota secara tripartit yang akan disampaikan dalam waktu dekat ini, baru akan dirumuskan oleh ILO dan menjadi bahan sidang ILC pada bulan Juni 2010. Hasil pembahasan pada sidang ILC 2010 tersebut akan kembali disampaikan kepada negara anggota untuk dimintakan tanggapan. Tanggapan negara anggota tersebut menjadi bahan Sidang ILC tahun 2011 dan kemudian diadopsi suatu standar internasional yang harus disepakati oleh semua negara anggota dengan kemungkinan,apakah nantinya disepakati dalam bentuk konvensi, rekomendasi, atau konvensi dilengkapi dengan rekomendasi , dan / atau bahkan tidak terjadi kesepakatan untuk mengadopsi suatu standat internasional.

Sebagai klarifikasi bahwa rencana dibuatnya Standar Internasional PRT bukan semata merupakan domain Depnakertrans, tetapi Lintas-Departemen antara lain : Departemen Hukum dan HAM, Departemen Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri, Meneg Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Sosial. Sebagai tindak lanjut, Depnakertrans akan mengadakan lagi rapat koordinasi dengan mengundang Departemen-departemen terkait untuk membahas permasalahan ini.
Untuk semua PERJANJIAN INTERNASIONAL dikoordinir oleh Departemen Luar Negeri.

II.    Pemahaman mengenai konvensi PBB tentang Buruh Migran
Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Buruh Migran dan Anggota Keluarganya dideklarasikan di New York pada tanggal 18 Desember 1990 dan diberlakukan sebagai hukum pada tanggal 1 Juli 2003. Sebagai bagian dari anggota PBB, Indonesia ikut serta menandatangani Konvensi ini pada tanggal 22 September 2004, namun penandatanganan bukan berarti meratifikasi.
 
Sampai saat ini, negara yang meratifikasi konvensi Buruh Migran baru sekitar 35 (tiga puluh lima) negara.
Ketentuan yang diatur di dalam Konvensi Buruh Migran antara lain perlindungan hak berserikat bagi pekerja migrant, tidak boleh mem-PHK pekerja migrant, akses untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan, dan akses untuk pindah bekerja dan dapat bekerja mandiri bagi pekerja migrant. Dengan demikian substansi Konvensi Buruh Migran tidak sejalan dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
 
Pemerintah Indonesia belum meratifikasi konvensi ini dengan pertimbangan bahwa apabila konvensi ini diratifikasi maka hanya akan melindungi pekerja migrant dan anggota keluarganya di Indonesia, dan pengesahan ini tidak bisa menjangkau perlindungan bagi TKI di negara tujuan penempatan. Konvensi ini akan mempunyai makna apabila negara tujuan penempatan juga meratifikasi konvensi inisehingga berlaku asas resiprokal.
 
Selain itu Konvensi Buruh Migran juga memiliki kelemahan yaitu tidak mengatur perlindungan kepada tenaga kerja perempuan, sedangkan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagian besar adalah tenaga kerja perempuan. Sehingga dalam melakukan pemahaman terhadap ketentuan Konvensi Buruh Migran harus lebih hati-hati.
 
Depnakertrans telah melakukan pertemuan antar departemen membahas Konvensi Perlindungan Buruh Migran dan Anggota Keluarganya, dengan mengundang Departemen Luar Negeri, Departemen Hukum dan HAM, Sekretariat Kabinet dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Rekomendasi yang disampaikan bahwa Konvensi Buruh Migran masih memerlukan kajian lebih mendalam dengan tetap mempertimbangkan prinsip Kehati-hatian sebelum dilakukan pengesahan.
 
Hasil Rakor pelaksanaan RAN-HAM di Cisarua tanggal 3 s.d 4 April 2008 yang diprakarsai oleh Ditjen HAM, menyatakan ratifikasi terhadap Konvensi Buruh Migran dan Anggota Keluarganya belum mendesak,karena itu perlu pengkajian yang lebih mendalam, prinsip kehati-hatian,dan benar-benar memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi Indonesia. Dalam draft RAN-HAM yang ke-3 (ketiga) Tahun 2010 s.d 2014, konvensi buruh migran kembali dicantumkan untuk diratifikasi, namun dalam urutan terakhir tidak prioritas untuk diratifikasi.
 

Tip Mencari Pembantu Infal

Tip Mencari Pembantu Infal
 
 
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Beragam kisah pembantu rumah tangga yang merepotkan pemilik rumah kerap muncul di sekitar kita. Dari yang tak betah bekerja hingga yang melakukan tindak kriminal.
Bu Gito, penyalur pembantu di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, punya tip agar peristiwa seperti itu tak terjadi. Berikut beberapa sarannya:
 
1. Penanggung Jawab
Ketahuilah penanggung jawab pembantu itu, baik yang didapat dari penyalur atau dari teman. "Kalau ada apa-apa, Anda tahu ke mana harus bertanya soal dia, " kata Bu Gito. Usahakan si penanggung jawab adalah keluarga atau teman sekampung pembantu itu.
 
2. Wawancara
Wawancarailah calon pembantu Anda, terutama soal identitasnya. Ini penting agar Anda tahu rekam jejaknya. Juga, apakah dia pernah punya pengalaman kerja. "Kalau baru pertama kali, biasanya gak betahan," kata dia.
 
3. Perhatikan Beban Kerja
Pembantu juga manusia. Beban kerja yang besar akan membuatnya tak betah atau kerjanya tak maksimal. Menurut Bu Gito, satu pembantu maksimal untuk empat anggota keluarga dan rumah sederhana. Selain itu, tak bisa diterapkan jam kerja 24 jam. Perlu diberi waktu tertentu tiap harinya untuk bebas dari kerja.
 

Jelang Lebaran, Yayasan Penyalur Mulai Dipenuhi Tenaga PRT-Infal

FOKUS
Jelang Lebaran, Yayasan Penyalur Mulai Dipenuhi Tenaga PRT-Infal
 
 
indosiar.com, Jakarta - Memasuki pekan ketiga ramadhan tenaga-tenaga pembantu rumah tangga (PRT) dan babysister infal yang bekerja khusus selama lebaran mulai tampak memenuhi sejumlah yayasan penyalur PRT.
 
Ratusan pekerja rumah tangga dan babysister yang berada di penyalur PRT ini memang sengaja didatangkan untuk bekerja selama libur lebaran sebagai infal atau infalan untuk menggantikan pekerjaan rumah yang ditinggal mudik pembantu. Sebagian besar para PRT dan babysister ini berasal dari daerah. Diperkirakan permintaan pekerja rumah tangga infalan tahun ini meningkat.
 
Suharti, babysister yang sudah 3 tahun bekerja di penyalur ini mengaku penghasilan 100 ribu rupiah perhari sebagai pembantu infal di hari raya bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
 
Sementara itu, Ira, ibu dengan tiga anak sudah beberapa kali memanfaatkan jasa pembantu infal saat pembantu utamanya mudik lebaran. Ia mengaku tidak pernah kecewa dengan pembantu infal baik yang diperolehnya dari agen atau tetangga. Sebelum menentukan pembantu infal, Ira selalu melakukan penyeleksian dan memilih agen penyalur yang sudah mendapatkan refrensi baik.
 
Uang yang diberikan pembantu infal memang diakui lebih mahal dibanding dengan gaji pembantu bulanan. Namun selama hasil kerjanya sesuai dengan yang diharapkan, tarif 50 ribu rupiah sehari yang dikeluarkan untuk pembantu infal dirasakannya masih wajar, mengingat para pembantu tersebut sudah rela tidak berlebaran dengan keluarganya.
 
(Tim Liputan/Sup)
http://www.indosiar.com/fokus/75791/yayasan-penyalur-mulai-dipenuhi-tenaga-prt-infal

Pemesanan Pembantu Infal Mulai Ramai

Pemesanan Pembantu Infal Mulai Ramai
Baban Gandapurnama - detikBandung



Bandung - Jasa pembantu infal yang khusus menggantikan pembantu asli di musim mudik, saat ini sudah mulai dipesan oleh masyarakat. Meski harganya tergolong lebih mahal, tapi masyarakat tidak segan menggunakan tenaga mereka.

Menurut pemilik jasa PRT Yayasan Purna Karya Sugianto sejauh ini sudah ada 30 orang pemesan tenaga infal. Pemesanan dilakukan baik melalui telepon atau datang ke kantor yayasan.

"Saat ini sudah ada 30 orang pemesan, rata-rata mereka kalangan menengah ke atas dari wilayah Bandung dan Cimahi," ujarnya saat ditemui di kantornya Jalan Stasiun Barat, Kamis (10/9/2009).

Sugianto memperkirakan pemesanan akan mulai banyak pada pada H-7, H-6 dan H-5.

Setiap tahunnya, ujar Sugianto tenaga infal selalu dimanfaatkan oleh orang yang akan mudik untuk menjaga serta beres-beres rumah.

Di yayasan milik Sugianto, kebanyakan tenaga infal tersebut adalah perempuan dengan usia berkisar antara 20-40 tahun. Mereka berasal dari Cianjur, Kebumen dan Banyumas.

Rata-rata tenaga infal tersebut dipekerjakan selama 15 hari. Adminintrasi yang dikenakan oleh yayasan sebesar Rp 250 ribu. Sedangkan untuk satu orang tenaga infal satu harinya dibayar antara Rp 50-Rp 60 ribu.

"Rata-rata satu pembantu per hari Rp 50-60 ribu. Kenapa mahal sebab tugas infal lebih berat dibandingkan pembantu asli. Jika biasanya ditangani dua pembantu, ini hanya diganti satu pembantu infal," ungkapnya.

Namun begitu, Sugianto memprediksi permintaan tenaga tenaga infal tidak akan semarak tahun sebelumnya. Antara lain karena semakin banyaknya yayasan penyalur tenaga kerja juga keterbatasan orang yang siap bekerja jadi infal.

Sementara itu salah seorang pemesan tenaga infal Nugraha (42) menuturkan dirinya sudah rutin setiap tahun menggunakan tenaga infal karena akan mudik bersama keluarga.

Nugraha mengaku sebelumnya memiliki dua pembantu yang mudik juga. "Jadi saya dengan nominal Rp 50-60 ribu berani memakai tenaga infal karena dia harus menjadi dua tenaga," ujar warga asal Cimahi ini.

(ema/ern)
http://bandung.detik.com/read/2009/09/10/094959/1200450/486/pemesanan-pembantu-infal-mulai-ramai

Maids minimum wage 'not feasible'

Maids minimum wage 'not feasible'


KUALA LUMPUR: Malaysia cannot fix a minimum wage just for domestic maids in the country as such a move could lead to implications in other sectors.

Women, Family and Community Development Minister Datuk Seri Shahrizat Abdul Jalil said the Employment Act did not fix a minimum wage for any sector in the country.

"As a country with an open economy, wages in an industry are determined by existing market forces.

"Malaysia cannot have a minimum wage for only one employment sector, which is maids. If this is implemented, it will lead to implications in other sectors.

"Based on what the ministry has received from the public, the proposal to raise the minimum wage to RM800 a month for maids is too high to be borne by employers," she said in a statement here Saturday, adding that the Government should look properly into the matter.

Indonesia has demanded a minimum wage of RM800 for maids from the country.

Indonesian maids in the country are now being paid an average of between RM450 and RM600 monthly.

Shahrizat was responding to reports quoting Indonesian ambassador to Malaysia Da'i Bachtiar as saying that Jakarta would be making the higher wage demand in its negotiations.

In Seremban, Human Resources Minister Datuk Dr S. Subramaniam confirmed that Indonesia was demanding a RM800 minimum wage, saying that it was under "pressure" to do so from the republic's local media following reports of so-called rampant abuse of maids by Malaysian employers.

"We told them that this is not fair as 99.9% of the 280,000 Indonesian maids here are treated well. Only 0.1% may be ill-treated or not have their salaries paid but they (the Indonesian government) are being pressured by their media," he said.

http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2009/9/6/nation/4662708&sec=nation

Indonesia is asking RM800 wage for maids

Indonesia is asking RM800 wage for maids

By SARBAN SINGH


SEREMBAN: Human Resources Minister Datuk Dr S. Subramaniam has confirmed that Indonesia is demanding a RM800 minimum salary for its domestic maids, saying that it is under "pressure" to do so from the republic's local media.

Dr Subramaniam said the Indonesian government had little choice but to do so following reports by its media of so-called rampant abuse of maids by Malaysian employers.

He said the RM800 wage demand was discussed during a meeting between ministry officials and their Indonesian counterparts in Putrajaya two weeks ago.

"We told them that this is not fair as 99.9% of the 280,000 Indonesian maids here are treated well.

"Only 0.1% may be ill-treated or not have their salaries paid but they (the Indonesian government) are being pressured by their media," he said here Saturday.

Indonesian maids in the country are now being paid an average of between RM450 and RM600 monthly.

Asked if he thought the amount was high, Subramaniam said the ministry would wait for the outcome of the next meeting in Jakarta.

"I do not want to pre-empt it. I have told my officers what they should do. Let us wait and see if this is agreed to by our Indonesian counterparts," he said.

Dr Subramaniam was responding to reports quoting Indonesian ambassador to Malaysia Da'i Bachtiar as saying that Jakarta would be making the higher wage demand in its negotiations.

Asked if his ministry had contingency plans in case Jakarta refused to budge, Dr Subramaniam said Malaysian employers could source their domestic maids from other countries.

"We should also stop relying on foreign maids. It is high time we become self-reliant.

"We allow employers to bring in maids from Cambodia, Laos, Sri Lanka and the Philippines. "We have also thought about China but there have been some debate here if this should be allowed," he said.

Dr Subramaniam said it was also a known fact that when the government of a source country had asked for exorbitant wages for their maids, the demand from Malaysians would fall.

"We used to have more than 10,000 maids from the Philippines previously. The number has since fallen to 8,000. Malaysians have a choice where they wish to get their maids from," he added.

http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2009/9/5/nation/20090905181355&sec=nation

Mengganti baby sitter dengan pembantu rumah tangga

SHARING
Mengganti baby sitter dengan pembantu rumah tangga
Sumber: Ibu-ibu DI
Tanya

Dear ibu yang baik, Habis lebaran ini aku berencana tidak pakai baby sitter lagi. Aku mau pakai pembantu rumah tangga saja. Selain karena anakku sudah 18bulan, juga karena baby sitter mahal. Tapi rupanya aku merasa deg-degan juga ya, takut kerepotan. Sudah kebiasaan kalau anakku ditinggal, semua beres diurus oleh baby sitter. Sekarang aku agak takut kalau pergi-pergi anakku diserahkan ke pembantu rumah tangga. Bagaimana ya mengajari pembantu biar bisa paling tidak menyuapi anak. Anakku susah sekali makannya. Selain itu, kalau pakai baby sitter kapan saja dia pergi kita bisa dapat penggantinya, kalau pembantu tidak bisa begitu. Ada yang pernah mengalami pindah dari baby sitter ke pembantu tidak ya [Snt]

Jawab

Mbak, saya tidak ada pengalaman dengan Baby sitter tapi masalah pengurusan anak berjalan baik, cari saja pembantu yang pendidikannya minimal SMP jadi agak pintar untuk diajari, kalau bisa sebelum si baby sitter keluar pembantunya sudah ada jadi dibiasakan dan diajari kebiasaan anak kita dari A-Z dari baby sitternya [Ad]

Aku ganti baby sitter ke pembantu waktu anakku pas 1tahun. Aku ganti karena waktu itu dia hamil dan hamilnya sudah agak besar juga, jadi dia yang mengundurkan diri sendiri. Pembantu yang aku ambil waktu itu umurnya masih kecil, 15tahunan ada, tapi untungnya, itu pembantu memang kira-kira sudah 6 bulan sebelumnya kerja sama aku, anaknya bersih dan cukup bisa diajari. Jadi kira-kira 1 bulan sebelum si baby sitter pulang, si baby sitter aku tugasi untuk training si pembantu, dari mulai mencuci baju anakku (cuci bajunya pisah) sampai pakai sterilizer dan kasih makan anak sesuai jadwal. Jadi setelah si baby sitter pulang, pembantu itu yang jaga anakku dan aku ambil pembantu baru buat pegang rumah. Dan cara training yang sama berlaku juga saat peralihan dari pembantuku yang dulu ke pembantu yang sekarang pegang anakku.
 
Cuma menurut aku baby sitterku itu memang beda sama pembantu, baby sitter itu lebih sigap dan inisiatif mengurus anakku, mungkin karena dia memang menang pengalaman yah atau mungkin juga tergantung orangnya, cuma yah itu, harganya juga beda :)) [Fio]

Sejauh ini alhamdulillah pembantu yang jaga anakku sabar sekali dan telaten merawat anakku, kadang sabaran dia daripada aku. Pegang anakku sejak anakku 3 bulan, anaknya bersih dan 'gaul' dandanannya tidak seperti pembantu, jadi mungkin tergantung orangnya ya cuma memang dari pertama aku memang cerewet sekali mengatur bagaimana dia mesti menangani anakku [Dil]

Mbak Fio, yang pasti: harganya beda. Yang belum pasti: kemampuan dan personality (quality/pengalaman) si pekerja itu sendiri.

Mbak Snt,
- menurut saya caranya ya pertama harus cari pembantu yang sudah dari sananya bisa mengasuh anak 18 bulan (1.5 tahun sudah cukup besar, anak mbak badannya besar dan sehat sekali tidak?) tanya sabar tidak kalau kasih makan anak yang susah makan. Kalau memang mereka tidak sabar, mereka akan langsung tolak kita. (Apesnya kalau mereka iya-iya saja, tapi ternyata hasilnya mengecewakan. Tapi ini bisa terjadi juga dengan baby sitter)
- lalu kita ajari cara kasih makan, jadwal makan, masak makanannya, steril botol, kebersihannya, menjaganya, cara pegang tubuh si anak (kalau baby kita kecil kurus), dan semuanya.

Yang mbak Snt maksud dengan "baby sitter bisa menyuapi anak (yang makannya susah)" tentunya karena si pekerja kita tersebut punya ketelatenan/kepintaran/kesabaran/pintar menarik perhatian/pintar mengalihkan perhatian anak/dan lain-lain? (bukan karena jabatannya adalah baby sitter saat diambil dari yayasan baby sitter betul khan mbak? jadi itu karena orangnya, dan demikian pula pembantu yang kepribadiannya sabar, pintar mengasuh anak, pintar menarik perhatian anak, pasti bisa menyuapi anak kita juga. Tapi pengalaman saya tidak banyak, tapi akan saya share sebagai berikut,
anak pertama :
- Sep 2000 saat lahir = sampai dengan umur 4 bulan - ex-baby sitter (tidak bayar yayasan) Rp.500.000,-/bulan all in (dia dapatnya Rp.400.000,- perbulan dari kakak saya, lalu ikut saya saya langsung kasih segitu karena saya puas sekali dengan hasil kerja dia selama 2-3 tahun di rumah kakak saya, top sekali deh, sabar/telaten/pintar/bisa dipercaya, bersihnya minta ampun juga sepertinya sama anak kita baik/tulus).
- Mar 2001= 6 bulan s/d 15 bulan pembantu (muda 17 tahun tapi sabar dan 'tua' orang Jawa Tengah dari yayasan di cempaka putih, pulang Lebaran) = Rp.150.000,-
- Januari 2002 = baby sitter tua sekali, 1 bulan saja = Rp.350.000,- all in. Ingin gaji besar kali (bukan dari yayasan)
- Feb 2002 = baby sitter, 1 bulan kali = Rp.350.000,- tidak trampil, sakit darah tinggi (dari yayasan)
- Mar-April 2002 = 2 bulan kali = Rp.350.000,- mau ke LN (dari yayasan),  1 hari saja, baby sitter dari yayasan, alasannya anakku nakal. Padahal anakku belum bisa bicara dan belum pernah pukul orang, jadi karena dia malas karena anakku gendut jadi berat kalau terpaksa gendong saat meniduri misalnya. Dan anakku aktif, jadi dia malas 'bergerak'.
- Mei - Juli 2003 = 2 bulan kali = Rp.350.000,- dari yayasan pacaran sama tetangga, abaikan anak. saya keluarkan, belakangan dia stress pacarnya tersebut tidak mau kawin sama dia sampai dia panggil polisi.
- Juli 2002 s/d saat ini = pembantu = Rp.200.000,- berarti sejak umur hampir 2 tahun ya. pembantuku ini bagus juga. Terampil dan sabar, bersih, bisaan, pribadinya juga baik dalam hal sopan santun, tahu diri (tapi dia sekarang sudah kawin, gantinya teman dia dari kampung, bagus juga). Bahkan pegang bayiku yang baru lahir akhir August 2002 lalu sampai sekarang, mana bayiku kecilll sekali waktu lahir. Dibantu pembantu lain tentunya untuk pegang khusus rumah. Sudah sejak Dec 2002 s/d June 2003 pembantu yang khusus rumah ganti 1000x kali, karena macam-macam masalahnya, ada yang malas kerja, ada yang kalau main keluar rumah 4 jam sekaligus berkali-kali lagi, ada yang iri sama yang pegang anak no.1 dan yang pegang babyku (3 pembantu saat itu) sambil fitnah bahwa aku mengguyur air ke dia gara-gara aku panggil tidak dengar(wah bisa aja tuh pembantu!) pulang alasannya anaknya masuk sumur (itu alasan klasik pembantu lho, sudah dengar?), ada yang masih kangen kampungnya karena masih 15 tahun, ada yang menginap rumah pacarnya di bekasi, ada yang kabur tidak tahu alasannya, padahal aku kerja pagi sampai malam, sedangkan dirumah si pembantu yang si ATIKA itu pendiam dan jarang ngomong tapi manis/keren. Suamiku tidak pernah bicara sama pembantu. Jadi pengalaman sekali sama pembantu yang mbalelo macam-macam. Karena uang saya tidak ambil baby sitter lagi sejak tahun lalu. Sekarang saya ada 2 pembantu dan 1 saudara, masing-masing Rp.200.000,- tapi aku suka belikan baju untuk pembantu setiap bulannya [An]
 
Pembantu dan baby sitter tetap ada bedanya. Kalau menurut pengalamanku, Baby sitter lebih bersih dan rapi terhadap kebutuhan anak. Baby sitterku dulu, semua perlengkapan makan anakku, sampai sendok dan mangkok harus direbus. Lemari pakaian anakku juga rapi sekali. Singlet sama singlet, baju rumah, baju pergi dipisah. Terus baby sitter lebih mudah diajarin "ilmu baru" Misal kasih saja Nakita suruh baca cara membuat bubur tim apa. Nah dia baca dan membuat sendiri. Tapi baby sitter lebih "belagu" kalau sudah lama suka ngelunjak. Baby sitterku dulu kalau dimarahi berani membantah, ngeselin sekali. Pembantu meskipun kurang bersih, tapi lebih sayang sama anak (kebetulan pembantuku sudah lumayan tua dan pengalaman mengurus anak sendiri). Cara mengasuh anak juga berdasarkan pengalaman, bukan teori. Sudah begitu pembantu lebih menghormati kita, maksudnya kalau dibilangi/dimarahi, ya dia dengarkan. Kalau dapat pembantu yang baik, dan anak sudah besar, menurut aku lebih baik pakai pembantu

Pembicaraan UU Perlindungan PRT Menuai Kontroversi

Pembicaraan UU Perlindungan PRT Menuai Kontroversi

 
JAKARTA --- Undang-undang perlindungan pekerja rumah tangga menuai perdebatan.Penyusunan undang-undang tersebut terganjal keberatan dalam bidang pengatura penggajian para pekerja rumah tangga.''Alasan utama kenapa undang-undang itu belum disusun saya tidak tahu persis.Tapi saya melihat ada ketakutan jika diatur undang-undang perlindungan PRT akan menghasilkan standar gaji sama dengan pekerja lain,'' kata Albert Y Bonasahat, Koordinator Nasional Proyek Pekerja Migran ILO saat Peluncuran Laporan Global 2009 tentan Kerja Paksa, Selasa (19/5) di Jakarta.

Saat ini, Albert mengatakan bahwa proses penyusunan undang-undang perlindungan PRT terhenti di Departeme Tenaga Kerja dan Transmigrasi.Sejak dimulai pembicaraan tahun 2004, kata dia, terus berlanjut tiap tahunnya hingga 2006 tapi 2007 sampai sekarang tidak ada lagi perkembangan.

''Seharusnya jangan sampai proses penyusunan UU perlindungan PRT terhenti hanya karena pengaturan gaji,'' tutur Albert. Pihak ILO memandang untuk merumuskan tentang faktor penggajian,jam kerja, kontrak kerja seputar PRT.

Rencananya, pada bulan Juni 2010 mendatang Internasional Labour Conference (ILC) akan menyusun standar-standar internasional yang secara khusus menangani kebutuhan PRT akan perlindugan di seluruh dunia.''Para anggota akan memilih kandungan konvensi atau rekomendasi kepada seluruh negara tentang UU PRT,'' kata dia. 182 negara anggota ILO selanjutnya bisa memilih untuk mengadopsi konvensi atau rekomendasi ini pada bulan Jui 2011 mendatang.
 
fia/pur

RUU-PRT

 

Tetap Beres Tanpa Pembantu

Tetap Beres Tanpa Pembantu


Pembantu sepertinya bagi sebagian orang telah jadi kebutuhan utama untuk membantu keluarga. Tapi, hidup tanpa pembantu ternyata juga menyenangkan lo...

Setiap masyarakat memang memiliki tradisi dan budaya sendiri. Begitu pun dengan Indonesia. Di negara ini memang lazim mempunyai seorang pembantu yang tinggal di rumah. Bahkan tak jarang, karena lamanya menjadi pembantu, ia diangkat menjadi anggota keluarga. Seperti terlihat dalam novel Para Priyayi besutan Umar Kayam yang bercerita mengenai sebuah keluarga priyayi dan kedekatannya dengan sang asisten.

Mengangkat pembantu dan memfasilitasinya tinggal di rumah memang biasa dilakukan di Indonesia dan negara Asia lainnya. Sementara itu di Eropa atau Amerika, pembantu biasanya datang dan pulang. Pagi mengerjakan pekerjaan rumah dan sorenya pulang. Model ini sekarang juga sudah mulai jamak dilakukan di Indonesia.

Meski masih banyak orang menggunakan jasa pembantu, tapi saat ini mulai muncul tren hidup tanpa orang yang membantu pekerjaan rumah kita. Hal ini terutama dilakukan keluarga kecil yang tinggal di apartemen dengan pola hidup yang simpel. Sebenarnya, hidup tanpa pembantu bisa dilakukan oleh siapa saja, tak harus orang yang tinggal di apartemen.

Nah, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan bagi keluarga yang tak ingin bergantung pada pembantu.

Pertama, hitung jumlah anggota keluarga. Pastikan jumlah keluarga tidak terlalu besar. Jumlah anggota keluarga yang sedikit, misalnya 3-4 orang saja, berarti keperluan setiap harinya juga tidak terlalu banyak. Keperluan yang sedikit berarti beban pekerjaan juga sedikit. Kalau pekerjaan sedikit bisa dilakukan sendiri, kenapa harus pakai tenaga orang lain?
 
Kedua, anak harus tetap dijaga. Faktor terpenting yang harus dipikirkan adalah perhatian pada anak. Pastikan ayah dan bunda tetap bisa memberikan perhatian kepada si kecil. Lebih menguntungkan memang jika salah satu dari ayah atau bundanya tinggal di rumah. Tapi jika keduanya bekerja, anak bisa dititipkan di tempat penitipan anak.

Jika terpaksa memang harus menitipkan anak, berikan reward kepada anak. Misalnya 2-3 kali seminggu pulang lebih awal untuk berkumpul dengan anak. Berikan oleh-oleh makanan kesukaan si kecil atau bacakan cerita menjelang tidur Hal-hal seperti itu membuat anak tidak merasa terabaikan.

Ketiga, keluarga memiliki 'pembantu' lain, yaitu piranti elektronik yang meringankan pekerjaan. Jika tak memiliki pembantu, alat-alat seperti mesin cuci (baju dan piring), mesin pengisap debu, oven, hingga coffe maker sebaiknya ada di rumah. Lebih baik lagi jika alat-alat tersebut otomatis. Seperti mesin pengisap debu, sangat menguntungkan jika memiliki tipe nirkabel dan bisa berputar sendiri tanpa didorong. Anda pun bisa mengerjakan pekerjaan lain, sementara asisten elektronik tersebut bekerja.

Keempat, selalu sedia stok makanan. Jangan sampai ketika anggota keluarga kelaparan di tengah malam tidak tersedia makanan. Selain bahan makanan segar seperti sayur, Anda bisa menyimpan makanan dan bumbu instan yang sudah banyak terdapat di supermarket. Meski tengah malam kelaparan, lima belas menit nasi goreng bisa kelar. Tak harus telepon pesan antar kan?

Bila Anda sudah bisa menghitung antara beban kebutuhan keluarga dan waktu yang tersedia, rasanya enjoy aja hidup tanpa pembantu.

http://www.morinagaplatinum.com/

Beres-Beres Setelah Arisan

Beres-Beres Setelah Arisan
Acara kumpul-kumpul tak hanya memberikan kerepotan ketika mempersiapkannya, tapi juga ketika acara sudah selesai.
 
 
Bulan ini Ratna kebagian acara arisan keluarga yang sudah setahun ini berjalan. Bermacam persiapan pun dilakukan oleh Ratna untuk menjamu para tamu. Ia ingin memberikan jamuan terbaik kepada para tamu yang tak lain adalah saudaranya sendiri. Ia membuat bermacam masakan sebagai sajian. Apa yang diinginkan pun sukses. Para tamu memuji masakannya. Ia pun merasa senang dan bangga dengan apa yang telah dilakukannya.

Tapi rasa senangnya tersebut hanya berlangsung beberapa jam. Setelah para tamu pulang satu persatu, mood-nya pun langsung berubah. Melihat tumpukan piring dan gelas di dapur membuatnya bingung. Mana ia tak punya pembantu lagi. Ia benar-benar kerepotan dan kalang kabut menghadapi masalah tersebut.

Memutuskan tak memiliki pembantu memang kadang merepotkan, apalagi bila ada acara besar seperti yang dilakukan Ratna. Terbayang bukan bila biasanya hanya mencuci tiga atau empat piring dan gelas lalu tiba-tiba harus membersihkan puluhan perabot yang berserak di dapur? Menghadapi hal tersebut bisa jadi mood Anda langsung turun seperti yang terjadi pada Ratna.
 
Tapi sebenarnya ada cara yang mudah untuk menghadapi masalah tersebut yaitu dengan persiapan alias antisipasi. Orang ketika mempersiapkan acara seperti ini biasanya hanya memikirkan apa saja yang harus dipersiapkan dan dihidangkan. Sementara apa yang harus dilakukan setelah acara tersebut selesai tak terlintas dalam pikirannya. Hal inilah yang sering membuat suasana jadi kacau balau.

Nah, bila suatu saat Anda kebagian jatah menggelar acara kumpul-kumpul seperti arisan atau hajatan lainnya, jangan hanya pikirkan hidangannya apa, tapi juga pikirkan bagaimana cara beres-beresnya. Bila Anda sudah memikirkan cara beres-beres setelah acara selesai, maka Anda akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan tidak bete, karena Anda sudah tahu apa saja yang harus dilakukan terhadap tumpukan piring dan gelas tersebut.

Seandainya tak memiliki pembantu, salah satu cara terbaik adalah menggunakan jasa pembantu harian. Saat ini sudah banyak tersedia jasa pembantu yang siap membantu Anda dalam sehari saja. Jadi Anda tak perlu repot-repot untuk bekerja yang berat-berat. Meskipun pembantu harian bayarnya lebih mahal, tapi Anda bisa terlepas dari kerepotan beres-beres dan berbenah. Anda tinggal menjelaskan pekerjaan apa saja yang harus dilakukannnya.
 
Tapi Anda bisa juga mengerahkan anggota keluarga untuk beres-beres dan berbenah. Lewat pembagian tugas, maka pekerjaan-pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Meskipun yang bisa bekerja hanya Anda dan suami, tapi bila dibagi dan direncanakan dengan baik, pekerjaan-pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik juga. Pertama selesaikan pekerjaan yang ringan dulu, baru kemudian yang berat. Anda juga tak harus menyelesaikan dalam sekali kerja. Anda bisa menunda beberapa pekerjaan dan beristirahat dulu. Setelah beristirahat Anda bisa melanjutkan pekerjaan rumah tersebut. Dengan cara ini pekerjaan beres-beres pun tak lagi membuat Anda bete.
 

Jangan Bergantung Pada Pembantu...

Jangan Bergantung Pada Pembantu...
Meski memiliki pembantu, tetap ajarkan kemandirian kepada si kecil.
 
 
"Bi, ambilkan sepedaku di garasi!" teriak Romi dari teras kepada pembantunya. Anak semata wayang Robi dan Mia ini memang manja. Banyak sekali pekerjaan ringan seperti mengambil sepeda atau bahkan mengambil makan yang harus disiapkan oleh pembantunya. Tak sekedar terlalu sering meminta bantuan dan memerintah, Robi juga sering ngambek bila permintaannya tidak segera dituruti.

Si kecil meminta pertolongan kepada pembantu memang wajar dan sah-sah saja. Tapi bila hal itu dilakukan terlalu sering dan diikuti dengan ngambek seperti Romi jadi tidak bagus juga. Pertama, hal tersebut membuat si kecil tidak bisa mandiri. Kedua, dia jadi kurang bisa menghargai pembantu. Padahal pembantu hanya bertugas membantu saja, tidak mengerjakan segala hal.

Sejak kehadiran pertama pembantu, atau kalau bisa sebelumnya, orangtua harus menjelaskan kepada si kecil akan kehadiran dan status pembantu di rumah mereka. Sejak awal jelaskan kepada si kecil bahwa pembantu hanya bertugas membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu di rumah. Jadi tidak bisa si kecil meminta semua bantuan kepadanya. Jadi si kecil harus bisa memosisikan pembantu benar-benar sebagai pembantu, bukan sebagai pelayan.
 
Pembatasan wewenang si kecil untuk meminta bantuan kepada pembantu ini tak hanya bertujuan untuk menghargai pembantu. Hal tersebut juga bertujuan untuk menghindari ketergantungan si kecil kepada pembantu. Banyak anak-anak yang tergantung kepada pembantu di rumahnya dan apa-apa minta bantuan kepada pembantunya. Tak jarang si anak tidak mau disuapi bahkan dibuatkan susu oleh ibunya karena sudah terbiasa dengan pembantunya.

Jangan sampai ketergantungan anak kepada pembantu ini terjadi kepada si kecil. Bukannya menguntungkan karena tugas Anda jadi enteng, hal ini justru merugikan Anda sebagai orangtua. Kedekatan dan ikatan emosi Anda dengan anak jadi berkurang dan bisa-bisa si kecil lama-kelamaan akan jadi "anak" pembantu, karena apa-apa harus dengan pembantu dan tidak mau dengan orangtuanya.

Selain itu, tergantung kepada pembantu juga bisa membuat anak jadi manja dan tidak bisa mandiri. Bila keterusan, si kecil akan meminta segala pertolongan kepada pembantu dan tidak mau melakukan pekerjaan sendiri. Bahkan untuk mengambil sepatu saja bisa jadi harus meminta bantuan pembantu. Repot kan kalau sudah begini. Jangan biarkan si kecil menjadi raja kecil di rumah.
 
Si kecil tetap harus dididik untuk bisa mandiri dan melakukan beberapa kegiatannya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Untuk pekerjaan-pekerjaan ringan seperti mengambil sepatu, menyiapkan dan memakai baju, anak usia lima tahun sudah bisa melakukannya sendiri. Jadi jangan biarkan bila si kecil meminta bantuan untuk hal-hal kecil seperti itu.

Bila si kecil tidak tergantung pada pembantu dan hanya meminta bantuan bila perlu saja, berarti dia sudah belajar menjadi sosok yang mandiri. Selain itu pembantu pun merasa dihargai, karena dia bekerja sesuai dengan tugas-tugas yang memang menjadi tanggung jawabnya.
 

Berkenalan dengan Pembantu

Berkenalan dengan Pembantu
Kenalkan si kecil dengan pembantu sejak awal.

Vera sedang berdiskusi dengan suaminya. Ia mengusulkan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga. Tapi permasalahan tak sekadar mencari dan memilih pembantu yang dianggap cakap. Ada masalah lain yang tak kalah pelik, yaitu mengenai anak mereka, Ninda. Anak semata wayangnya tersebut sulit beradaptasi dengan orang lain. Ketika ada tamu, ia tidak bisa langsung akrab dengan sang tamu. Ia membutuhkan waktu cukup lama sebelum kenal dekat dengan orang lain.

Bila Anda berniat mencari pembantu baru, sebaiknya tidak sekadar memikirkan kemampuan pembantu itu saja. Pikirkan juga kondisi keluarga Anda, terutama si kecil. Apakah si kecil akan nyaman atau tidak dengan sosok pembantu tersebut. Selain memilih pembantu yang terampil, pastikan pembantu tersebut bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan keluarga Anda, terutama si kecil.

Sebelum Anda menghadirkan pembantu di rumah Anda, beritahukan hal tersebut kepada si kecil, agar ia tak kaget dengan kehadiran orang baru di rumah Anda. Hal ini penting untuk dilakukan sebagai persiapan menghadapi orang baru. Libatkan si kecil dalam urusan kedatangan pembantu baru tersebut.

Bila pembantu baru harus dijemput dan tidak datang sendiri, ajaklah si kecil untuk ikut menjemputnya. Hal ini akan menjadi awal yang baik bagi si kecil. Sebelum dan selama perjalanan, jelaskan kepada si kecil bahwa ia akan ikut menjemput pembantu. Berikan rambu-rambu kepadanya. Jelaskan bahwa ia harus sopan kepada pembantu tapi tidak usah malu. Sebab, pembantu tersebut nantinya akan menjadi bagian dalam keluarganya.

Ketika sudah sampai lokasi, ajak si kecil untuk mengucapkan salam kepada pembantu. Kenalkan kepada si kecil siapa nama pembantu tersebut dan minta si kecil untuk mengenalkan namanya sendiri. Lewat perkenalan awal ini, si kecil setidaknya sudah mengenal nama orang yang akan membantu pekerjaan di rumahnya. Hal ini merupakan langkah awal adaptasi si kecil dengan orang baru yang akan tinggal di rumahnya.

Ketika di dalam mobil, bertanyalah mengenai latar belakang pembantu tersebut seperti dari mana asalnya dan bagaimana kondisi di daerah asalnya. Pengenalan latar belakang pembantu tersebut bisa menjadi pintu pembuka untuk mengenali karakter pembantu tersebut. Si kecil pun juga bisa mengenali karakter pembantu tersebut.

Selama dalam perjalanan, libatkan si kecil dalam pembicaraan tersebut. Semakin banyak interaksi yang terjadi antara si kecil dengan pembantu, hal itu akan semakin baik. Meski waktu perjalanan tidak terlalu lama, biasanya obrolan di dalam kabin cukup efektif untuk saling mengenal latar belakang dan karakter orang tersebut.

Lewat perkenalan awal ini, si kecil akan mudah berinteraksi dengan pembantu yang setiap hari berada di lingkungan rumahnya. Ia pun tak akan canggung dengan pembantu keluarga Anda. Hal ini bisa berimbas positif terhadap pembantu itu sendiri. Keakraban dengan si kecil bisa membuat pembantu betah di rumah Anda dan Anda tak perlu khawatir ia minta pulang seperti banyak pembantu yang merasa tak betah berada dalam lingkungan baru.

http://www.morinagaplatinum.com

Cermati Penyalur Babysitter

Cermati Penyalur Babysitter
 
Memilih baby sitter pembantu yang tepat bukanlah perkara gampang. Satu hal yang paling penting adalah perlu ada kecocokan antara anak dan baby sitter pembantu-nya karena hal itu akan memudahkan bagi keduanya. Anak akan mudah diasuh, babysitter dari yayasan baby sitter akan mudah mengasuh. Mungkin Anda tidak akan menemukan babysitter ideal dari penyalur baby sitter. Tapi, sebagai panduan untuk mendapat babysitter yang baik, ada baiknya Anda memahami poin-poin yang menjadi persyaratan berikut ini:

* Rapi dan Bersih
Penampilannya mencerminkan kepribadiannya. Kebersihan dan kerapian pertama kali bisa dinilai dari penampilannya, misalnya berpakaian rapi, berkuku bersih, rambut tersisir, kulit bersih, dan sebagainya. Sekaligus ia pun bersih dan rapi dalam hal perawatan anak. Misalnya, selalu membersihkan alat kelamin si kecil setelah ngompol dan kemudian tak pernah lupa membasuh tangannya. Ingat, lo, terutama bayi, masih sangat rentan terhadap berbagai penyakit.

* Sehat
Kesehatan sangat penting, baik fisik maupun mental. Lagipula dengan babysitter dari les baby sitter sehat, anak terhindar tertular penyakit. Jangan segan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dari calon babysitter dari yayasan pembantu. Mahal sedikit tak apa, demi anak Anda.

* Ceria
Pembawaan babysitter dari penyalur pembantu yang ceria akan berdampak pada si kecil. Lebih bagus lagi jika ia memiliki rasa humor, sehingga bisa memberi suasana gembira pada anak.

* Sabar
Kesabaran adalah salah satu modal utama dalam pengasuhan anak. Sabar di sini tidak diartikan sebagai tidak boleh marah. Seorang babysitter dari yayasan baby sitter boleh saja marah. Caranya, memberitahu atau menegur anak bila melakukan kenakalan.

* Jujur
Kejujuran juga modal utama dalam segala hal. Bayangkanlah, apa jadinya jika Anda punya babysitter dari penyalur baby sitter suka berbohong? Salah-salah, anak Anda dikatakan sudah makan saat ditinggal pergi oleh Anda. Padahal, tak sesendok nasi pun masuk ke mulutnya. Atau ia mengatakan sudah meminumkan obat, padahal obatnya dimuntahkan si kecil.

* Punya Pengetahuan Dasar
Babysitter dari les baby sitter wajib mengetahui gejala-gejala penyakit yang pada umumnya diderita anak, dan mampu mengatasinya pada gejala awal. Ia pun perlu tahu pencegahan suatu penyakit. Misalnya, selalu mensterilkan peralatan minum dan makan anak. Juga menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan bermain si anak. Misalnya menjauhkan benda-benda tajam jauh dari jangkauan anak.

* Punya Pengetahuan Tentang Makanan
Paling tidak babysitter dari yayasan pembantu mengetahui makanan bergizi yang bisa dikonsumsi anak sehingga Anda bisa memintanya untuk membuat makanan tersebut jika Anda tak punya kesempatan.

* Memahami Perkembangan Anak
Minimal babysitter dari penyalur pembantu tahu bayi harus banyak diajak bicara supaya bisa bicara. Anak butuh bermain dengan permainan yang tidak berbahaya. Anak banyak bergerak, anak gemar bertanya, anak tidak mudah diatur, dan sebagainya.

Penulis : Riesnawiati Soelaeman
http://rinimaniez.blogspot.com/

Bayaran Makin Mahal, PRT Infal Tetap Laris

Bayaran Makin Mahal, PRT Infal Tetap Laris
Rabu, 1 Oktober 2008 - 11:37 wib
A Nabhani - Okezone 
 
JAKARTA - Tahun ini permintaan pembantu rumah tangga (PRT) pengganti (infal) untuk Lebaran terus meningkat dari tahun ke tahun. Sejak H-3 permintaan infal sudah meroket.

Begitu banyaknya permintaan pembantu rumah tangga (PRT) infal sehingga tidak semuanya bisa terpenuhi. "Dua pekan sebelum lebaran pembantu infal sudah banyak yang pesan," Petugas Pemasaran Jasa Penyalur PRT Yayasan Karya Bangsa Rani, saat dihubungi okezone, di Jakarta, baru-baru ini.

Saat ini merupakan momentum yang ditunggu-tunggu bagi para pembantu infal. Begitu derasnya permintaan pembantu infal, bahkan ada yang tidak terlayani. Soalnya, begitu terdapat PRT maka langsung diserbu oleh konsumen. "Mereka pada umumnya menyewa pembantu infal hanya dua minggu sampai satu bulan," ungkapnya.

Dikatakannya, derasnya permintaan pembantu infal sehingga sulit mencari tenaga kerja yang siap pakai. Pasalnya, pembantu infal yang disiapkannya dilatih terlebih dahulu dua minggu hingga satu bulan.

Pada umumnya, permintaan PRT infal lebih banyak untuk melakukan kegiatan pembantu rumah tangga dan sedikit untuk baby sitter. Bayaran untuk PRT infal sangat bervariatif dari Rp75-150 ribu per hari. Sedangkan untuk paket bulanan Rp800-Rp 1,5 juta.

Sebagaimana diketahui, kebutuhan pembantu infal menjelang hari Lebaran di Jakarta meningkat, tetapi sangat langka. Tingginya permintaan sudah terlihat sejak awal Ramadhan. Begitu langkanya pembantu infal, sehingga setiap yayasan sulit menyediakannya, karena pada umumnya mereka mau bekerja setelah Lebaran.

Hal senada dikatakan oleh pengurus Yayasan Bakti Indonesia, Yuyun. Ketersediaan PRT infal tahun ini sangat langka. "Tahun kemarin masih ada pembantu infal walaupun jumlahnya juga tidak banyak," katanya.

Dia mengatakan baby sitter infal masih ada dan pendapatan mereka per hari lebih mahal dibandingkan dengan PRT infal. Satu hari mereka menerima Rp60-100 ribu. Kebanyakan para pembantu infal didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sementara sebagian Yayasan mematok harga baru pembantu infal. Karena kenaikan harga bahan bakar minyak ternyata berimbas kepada kenaikan gaji harian PRT dan pengasuh bayi cadangan. Gaji Rp100-120 ribu per hari atau naik 20 persen dari tarif sebelumnya, meskipun naik tidak sepi permintaan.
 

Jelang Lebaran, Pembantu Inval Langka di Jakarta

Jelang Lebaran, Pembantu Inval Langka di Jakarta
 
 
JAKARTA--MIOL: Kebutuhan pembantu pengganti sementara (inval) menjelang hari Lebaran di Jakarta meningkat, tetapi sangat langka.
 
"Sejak awal bulan Ramadan permintaan pembantu inval di yayasan kami sudah meningkat," kata pemilik Yayasan Wijaya Bhakti Penyalur Pembantu Rumah Tangga dan Babysitter, Ida, di Jakarta, Rabu.
 
Namun, dia mengatakan, keberadaan pembantu rumah tangga (PRT) inval sangat langka. Bahkan dia berani mengatakan hampir di semua yayasan di Jabodetabek kesulitan mendapatkan PRT inval.
 
"Kalau babysitter inval kami masih berani menjanjikan," ujarnya.
 
Menurut dia, banyak PRT inval tahun ini yang memilih berkumpul dengan keluarganya untuk merayakan Lebaran di kampung.
 
Padahal, pendapatan mereka bisa mencapai Rp60.000 hingga Rp80.000 per hari di masa Lebaran seperti sekarang, dan minimal kontrak selama 10 hari, ujar dia.
 
Hal senada dikatakan oleh pengurus Yayasan Bakti Indonesia, Yuyun. Ketersediaan PRT inval tahun ini sangat langka.
 
"Tahun kemarin masih ada pembantu inval walaupun jumlahnya juga tidak banyak," katanya.
 
Dia mengatakan babysitter inval masih ada dan pendapatan mereka per hari lebih mahal dibandingkan dengan PRT inval. Satu hari mereka menerima Rp60.000 hingga Rp100.000.
"Kebanyakan mereka berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada juga yang dari Lampung dan Jawa Barat, tetapi sangat jarang," katanya.
Sementara itu, Ami, pengurus Yayasan Raden Saleh di Bekasi mengatakan tidak memiliki persediaan PRT inval dan baru pada H-5 nanti yayasannya dapat menyediakan babysitter inval.
"Kami benar-benar tidak berani menjanjikan kapan pembantu inval ada, karena hingga kini belum ada satu pun dari mereka yang menghubungi kami," katanya.
Dia mengatakan tarif untuk mereka mendekati Lebaran seperti saat ini cukup mahal. Itu pun tergantung pada pengalaman mereka masing-masing.
Menurut dia, untuk babysitter bayi pelanggan lebih memilih yang berpengalaman walaupun tarifnya lebih mahal mencapai Rp100.000 per hari.
 

RI setujui standar internasional untuk PRT

RI setujui standar internasional untuk PRT
 
JAKARTA: Peran serta pemerintah dalam pembahasan standar internasional kerja layak untuk pekerja rumah tangga (PRT) yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam sidang ke-99 tahun depan, masih belum berubah yakni memberikan rekomendasi.

Peran serta Indonesia yang hanya memberikan rekomendasi tersebut, tidak akan mengikat pemerintah untuk mengadopsi ketentuan dalam standar internasional yang ditetapkan ILO dalam perundang-undangan yang terkait dengan pekerjaan pembantu rumah tangga.

Kendati demikian, Sekjen Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) Besar Setyoko yakin pemberian rekomendasi tersebut menunjukkan political will Pemerintah Indonesia dalam perlindungan pembantu rumah tangga secara internasional.

"Hal itu untuk menunjukkan political will Pemerintah Indonesia kepada dunia internasional dalam pengaturan dan perlindungan pembantu rumah tangga," ujarnya dalam laporan hasil rapat tentang kerja layak untuk pembantu rumah tanggga yang diterima Bisnis, kemarin.

Namun, kalangan serikat pekerja/buruh menginginkan pemerintah berperan lebih besar, dengan ikut memberikan label konvensi untuk standar kerja layak bagi pekerja rumah tangga tersebut.

Pemberian label konvensi juga tidak akan diikuti dengan kewajiban untuk meratifikasi standar internasional yang ditetapkan oleh ILO. Namun, label konvensi yang diberikan oleh setiap negara pada standar internasional itu diikuti dengan harapan agar negara anggota dapat meratifikasinya.

Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Rekson Silaban menyebutkan Indonesia adalah pengguna dan pengirim tenaga kerja yang bekerja sebagai PRT terbanyak, oleh sebab itu dia berharap pemerintah tidak sekadar memberikan level rekomendasi untuk standar internasional kerja layak PRT.

Ketua Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto menyatakan unsur pengusaha yang diwakili asosiasi itu menyetujui standar internasional pekerja layak untuk PRT dalam label rekomendasi.

"Yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membuat undang-undang mengenai PRT di dalam negeri sebelum memutuskan memberikan konvensi atau rekomendasi."

Oleh R. Fitriana
Bisnis Indonesia
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/jasa-transportasi/1id134885.html
Custom Search